Selasa, 19 April 2011

Anda Menikmati,tapi Paru - Paru Anda?Part II

Dulu rokok hanya di konsumsi oleh orang – orang sudah bisa mencari uang sendiri dan kepala keluarga. Sekarang rokok sudah menjadi barang yang sudah sangat mudah di temui di manapun, bahkan di daerah yang terpencil pun rokok sangat mudah di temui. Dulu di kampung para orang tua yang merokok tidak pernah membeli rokok yang sudah jadi, mereka membeli bahan – bahan untuk merokok, mulai dari tembakaunya, kertas untuk membakarnya, dan terkadang mereka masih menggunakan kemenya untuk di campurkan di dalam rokok mereka. Sekarang mereka sudah tidak lagi membuat atau merecik sendiri rokok yang akan mereka konsumsi tetapi mereka sekarang sudah membeli rokok yang sudah jadi.

Dulu rokok adalah barang yang sangat haram untuk anak kecil atau orang yang belum bisa mencari uang, sekarang rokok telah menjadi barang yang hampir wajib di konsumsi oleh semua warga negara. Bahkan saya pernah melihat berita di salah satu stasiun televisi swasta ada anak keci atau masih terbilang balita sudah mengkonsumsi rokok. Orang tua nya pun tidak bisa melarang si anak untuk menghentika kebiasaan buruknya dengan alasan kasihan melihat si anak yang sakit jika di larang merokok.

Semakin menanjaknya usia perokok di negri ini membuat semua orang sudah tidak asing lagi dengan asap pengguna rokok. Secara medis perokok pasif lebih jauh berbahaya dari pada perokok aktif, perokok pasif adalah mereka yang tidak merokok tetapi menghisap asap dari rokok itu sendiri. Kasihan para perokok pasif itu, mereka tidak menikmatinya tetapi mereka ikut merasakan sakit nya. Tidak kah para perokok aktif sadar bahwa merokok itu selain merugikan diri sendiri juga merugikan orang lain di sekitar mereka. Di Jakarta lapisan zat ozon semakin menipis, selain karena polusi udara yang disebabkan sedikitnya lahan hijau dan asap dari kendaraan bermotor juga di sebabkan oleh banyaknya para pengguna rokok.

Rokok sudah sangat akrab dengan para pelajar sehingga ketika habis makan atau sedang istirahat para pelajar sibuk mencari tempat untuk merokok, ketika di tanya oleh temannya mereka mau kemana dengan santainya mereka menjawab “asem mulut gue, mau ngerokok.” Semakin lekatnya rokok denag para pelajar dan anak – anak di bawah umur seharusnya membuat pemerintah berfikir keras bagaimana cara menyiasatinya agar tidak semakin banyak perokok di bawah umur. Tetapi nampaknya pemerintah masih saja santai – santai dengan kegiatannya masing – masing.

Himbauan yang sudah sangat kental adalah “matikanlah rokok sebelum rokok mematikan anda.” Mungkin himbauan di atas akan menjadi tuisan saya yang berikutnya. Silahkan di tunggu.

Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar