Jika melihat judul atau kata – kata seorang senior kepada juniornya di pikiran kita tentu saja terlintas pelajaran yang negate atau penindasan seorang senior kepada junior. Tentu saja yang akan saya ceritakan bukan itu, saya ingin menceritakan bagaimana saya mendapat ilmu yang menurut saya sangat berharga yang sampai saat ini ilmu itu masih sering saya praktekkan di dalam kehidupan sehari – hari.
Ilmu yang saya dapat dari seorang senior atau kakak kelas saya di SMK adalah cara memasak mi instan yang baik dan benar. Mungkin bagi sebagian orang yang bisa memasak mi instan beranggapan bahwa cara yang di pake adalah benar, awalnya saya pun seperti itu tetapi cara saya memasak mi yang menurut saya betul segera saya rubah ketika sang senior dengan nada marah menyalahkan cara saya dalam memasak.
Kejadian selengkapnya pada waktu itu adalah 2 orang kakak kelas main ke rumah saya setelah kami pulang sekolah, rumah kami memang berjarak tidak terlalu jauh kira – kira 1 km. Sebelum pulang ke rumah masing – masing mereka mampir atau bermain dulu ke rumah saya. Lalu ke dua kakak kelas saya itu pun merasakan lapar. Maklum pulang sekolah dan kebetulan sedang waktunya makan siang juga. Kakak kelas saya yang satu bernama Abdul Rojak (baca tulisan : Alm. Abdul Rojak) atau biasa saya panggil ojak, yang sati lagi bernama Adi dan biasa saya panggil boyor. Singkat cerita si ojak lapar dan menyuruh saya membeli mi sambil memberikan saya uang. Tanpa pikir panjang saya menerima uang itu tetapi sebelum pergi ke warung untuk membeli mi tersebut saya teringat bahwa di rumah orang tua saya mempunyai stok mi instan.
Lalu saya bilang ke mereka berdua dan terjadi percakapan demikian
Saya : jak ga usah beli, pake mi di rumah gue aja. Nih duitnya (sambil memberikan uangnya ke ojak)
Ojak : ya udah masakin, uangnya lo pegang aja yo.
Saya : bener nih jak?
Ojak : bener, ya udah pegang.
Tanpa menjawab kata – kata ojak saya pun langsung menuju dapur dan langsung memasak mi itu tetapi keitka saya sedang asik memasak tiba – tiba ojak datang ke dapur menghampiri saya sambil berkata
Ojak : woy salah lo, LO GA BISA MASAK MI YA? Gini caranya (sambil menunjukkan cara memasak mi yang benar menurut dia)
Saya : ohh,,, gitu jak ya udah sini gue lanjutin.
Ojak : nih,,,,!
Setelah mengajarkan cara memasak mi dengan benar ojak pun segera kembali menghampiri boyor sambil menunggu saya selesai memasak.
Mungkin pelajar ini sangat biasa bagi kalian tetapi di balik pelajaran ini terkandung makna yang besar. Yaitu ketika seorang senior dengan sangat sabar membenarkan tindakan juniornya yang salah. Tetapi sayangnya pelajaran dari senior saya yang satu itu tidak bisa saya dapatkan lagi karena dia lebih dahulu pindah ke dunia yang baru.
Nb.
Tulisan ini saya buat ketika saya selesai masak mi instan di malam hari dan teringat bahwa sang senior kebanggaan saya lah yang mengajarkannya.
Percakapan di tulisan ini hanya berdasarkan ingatan saya yang terbatas dan bisa saja salah
Tulisan bercetak tebal adalah salah satu kata – kata beliau yang masih teringat jelas atau sering terbayang
ketika beliau dengan sabar mengajarkan saya.
Selesai. Gbu.